新年快乐 ! : Selamat Tahun Baru !!
身体健康!: Sehat selalu !!
步步高升!: Sukses senantiasa !!
事业有成!: Lancar usahanya !!
财源广进!: Rejeki masuk terus !!
心想事成!: Harapan terkabulkan !!
万事如意!: Semua keinginan bisa terealisasi
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
Pidato Michele Obama ini, mungkin perlu juga untuk kita renungkan.
A post by Michelle Obama. Every couple should read....
*HARDCORE TRUTH ABOUT MARRIAGE!!*
Sebuah post dari Michelle Obama, yang baik untuk dibaca setiap pasangan.
1. There is nothing that threatens the security of a wife than the thought of another woman competing for the attention and affection of her husband. Nothing is more painful. Nothing is more disrespecting. Nothing is more insulting. Nothing is more belittling and degrading.
Tidak ada yang lebih menakutkan seorang istri dari pemikiran adanya wanita lain yang bersaing untuk perhatian dan kasih sayang dari sang suami. Tak ada yang lebih menyakitkan, tidak menghargai, memalukan, mengecilkan hati dan merendahkan daripada itu.
2. Marriage flourishes when the couple works together as a team; when both husband and wife decide that winning together is more important than keeping score.
Good marriages don't just happen. They are a product of hard work.
Rumah tangga berkembang dengan baik bila pasangan bekerja sama. Ketika suami isteri memutuskan bahwa kemenangan bersama lebih penting dari saling mengalahkan. Rumah tangga yang baik tidak terjadi begitu saja, tapi adalah hasil dari kerja keras.
3. Your children are watching you and forming lasting opinions on love, commitment, and marriage based on what they see in you. Give them hope. Make them look forward to marriage.
Anak2mu mengamatimu dan membentuk pandangan tentang cinta kasih, tanggungjawab dan pernikahan, dari apa yang mereka lihat. Beri mereka harapan. Tunjukkan bahwa pernikahan dan rumah tangga adalah sesuatu yang harus dinanti nantikan.
4. Husbands: The reason why other women look attractive is because someone is taking good care of them. Grass is always green where it is watered. Instead of drooling over the green grass on the other side of the fence, work on yours and water it regularly. Any man can admire a beautiful woman, but it takes a true gentleman to make his woman admirable and beautiful.
Bagi suami; wanita lain tampak menarik karena ada yang merawat mereka. Sesuatu yang dirawat itu pasti indah. Daripada ngiler lihat yang lain, rawatlah apa yang kau punya. Semua lelaki bisa mengagumi wanita lain, tapi hanya lelaki sejati yang bisa membuat istri (merasa) cantik dan dikagumi.
5. When a husband puts his wife first above everyone and everything except God, it gives his wife the sense of security and honor that every wife hungers for.
Bila suami mendahulukan istri di atas apapun (kecuali Tuhan), itu memberi istri perasaan aman dan dihargai, yang sangat didambakan setiap istri.
6. A successful marriage doesn't require a big house, a perfect spouse, a million dollars or an expensive car. You can have all the above and still have a miserable marriage. A successful marriage requires honesty, undying commitment and selfless love at the center of it all.
Rumah tangga yang baik tidak memerlukan rumah bagus, pasangan yang sempurna, mobil mewah dan harta berlimpah. Orang bisa saja punya semua itu tapi tetap tidak bahagia. Yang utama adalah kejujuran, tanggung jawab untuk bersama selamanya dan kasih sayang yang tidak mengutamakan diri sendiri.
7. Pray for your spouse every day; in the morning, in the afternoon and at evening. Don’t wait until there is a problem. Don’t wait until there is an affair. Don’t wait until something bad happens. Don’t wait until your spouse is tempted. Shield your spouse with prayer and cover your marriage with the fence of prayer.
Doakan pasanganmu setiap saat, pagi siang dan malam hari. Jangan tunggu sampai ada masalah, ada perselingkuhan, dan ada sesuatu buruk terjadi. Lindungi pasanganmu dan rumah tanggamu dengan doa.
8. The people you surround yourself with have a lot of influence on your marriage. Friends can build or break your marriage; choose them wisely.
Orang2 di sekelilingmu punya peranan penting dalam rumah tanggamu. Seorang teman bisa membangun atau menghancurkannya, pilihlah teman dengan bijaksana.
9. One spouse cannot build a marriage alone when the other spouse is committed to destroying it. Marriage works when both husband and wife work together as a team to build their marriage.
Rumah tangga yang baik tidak bisa dibangun oleh suami atau istri saja, dimana pasangannya berusaha menghancurkannya. Suami dan istri harus bekerja sama membangun pernikahan yang baik.
10. Don't take your spouse for granted. Don't take advantage of your spouse's meekness and goodness. Don't mistake your spouse's loyalty for desperation. Don't misuse or abuse your spouse's trust. You may end up regretting after losing someone that meant so much to you.
Jangan pernah mengabaikan pasanganmu dan memanfaatkan kebaikannya. Kesetiaan pasanganmu jangan diartikan keputus asaan. Jangan menyalahgunakan kepercayaan pasangan, karena akan berakibat penyesalan setelah kehilangan seseorang yang sangat berarti bagimu.
11. Beware of marital advice from single people. Regardless of how sincere their advice may sound, most of it is theoretical and not derived from real life experiences. If you really need Godly advice, seek it from God-fearing, impartial and prayerful mature couples whose resolve has been tested by time and shaped by trials.
Waspadalah dengan nasihat pernikahan dari seseorang yang masih single. Setulus apapun itu hanya berdasarkan teori dan bukan pengalaman hidup. Kalau perlu nasihat, carilah dari pasangan yang matang, yang telah membangun rumah tangganya dengan penuh doa dan ketakwaan pada Tuhan, yang telah teruji oleh waktu dan berbagai cobaan.
12. Dear couple, Don't underestimate the power of the tongue on your marriage. The tongue has the power to crush your marriage or build it up. Don't let the Devil use your tongue to kill your spouse's image, self-confidence and aspirations.
Use your tongue to build up your marriage and bless and praise your spouse.
Bagi suami dan istri; jangan meremehkan peranan lidah dalam rumah tangga. Apa yang kau katakan bisa menghancurkannya atau membangunnya. Jangan gunakan lidahmu untuk menghancurkan image (gambaran), kepercayaan diri, dan aspirasi (keinginan) dari pasangan. Gunakanlah untuk membangun rumah tanggamu, untuk memuji dan merahmati pasanganmu
GOD bless you all
Source : Waseso
*Anda Peduli Jakarta??*
Jakarta Memanggil Kita Sekarang!!
Ayoo Guys!!
Buatlah dan Kirimkan sekarang juga *FOTO dan VIDEO KREATIF Anda yang menggambarkan PERUBAHAN JAKARTA 5 Tahun Terakhir di Semua Bidang*:
_Pendidikan, Kesehatan, Infrastuktur, Keagamaan, Kebersihan, Jakarta Berbudaya, Jakarta Bebas Banjir, Jakarta Bersih, Jakarta Hijau, Jakarta Kota Kreatif Anak Muda, Jakarta Ramah Anak, Jakarta Anti Korupsi, Jakarta Indah dan Nyaman..._
*PILIHLAH TEMA* yang menurut Anda *MENGGAMBARKAN PERUBAHAN JAKARTA SEKARANG..*
*BUATLAH FOTO atau VIDEO* menjadi _*"MONUMEN"*_ hanya untuk *Jakarta Kita, Jakarta Sekarang!!!*
Let's Do It Guyssss 👍👍
*PERIODE FOTO DAN VIDEO:*
Tahun 2012 sampai 22 Januari 2017
*JURI FOTO:*
1. Oscar Motuloh – Direktur Galeri Foto Jurnalistik Antara
2. Darwis Triadi - Fotografer Profesional
3. Hariyanto – Kepala Divisi Foto & Artistik Media Indonesia
💰📸🎥
*HADIAH UNTUK MASING-MASING LOMBA FOTO & VIDEO:*
JUARA 1: Rp 10.000.000*
JUARA 2: Rp 7.500.000*
JUARA 3: Rp 5.000.000*
50 JUARA HARAPAN: @Rp 500.000*
*) Pajak hadiah ditanggung pemenang
*Syarat & ketentuan lomba dan form pendaftaran dapat dilihat di : www.mediaindonesia.com atau bit.ly/JAKARTASEKARANG*
Untuk informasi lengkap dapat menghubungi:
Dari Balik Lensa, Komunitas Fotografi Media Indonesia
Website: www.mediaindonesia.com
Website: www.jakartasekarang.id
E-mail: fotodaribaliklensa@gmail.com
Fanpage: www.facebook.com/daribaliklensa
Twitter: @DariBalikLensa
IG: Dari Balik Lensa
Kontak Panitia: 0812 8769 7648 / 0811 8588 110 (Telp/SMS/WA)
Salam Hangat,
Tim Dari Balik Lensa (DBL), Komunitas Fotografi Media Indonesia
“Kamu hari ini ujian masuk SMA kan, Nak? Ini Mama sudah siapkan bekal makan siang kamu dan alat tulis lengkap di tas. Mama juga sudah telepon gurumu kalau-kalau jalan macet dan kamu datang agak telat. Ayo berangkat, Mama yang antar.”
“Bapak dengar dari tetangga katanya kamu bertengkar sama anaknya Bu Heni? Bapak mau ke rumah Bu Heni sekarang, mau Bapak tegur Bu Heni supaya lebih ngawasin anaknya. Enak aja ngajakin berantem anak orang.”
“Kamu kok belum telpon Ibu hari ini, Nak? Biasanya setiap hari kamu telpon, minimal kirim pesan. Kamu sedang apa? Sudah makan belum? Hari ini kuliahmu bagaimana? Main sama teman jangan lama-lama. Telpon Ibu segera ya.”
Merasa familiar dengan gaya percakapan di atas? Pernahkah Anda mendengar teman Anda sesama orangtua melakukan hal yang demikian? Ataukah Anda sendiri yang pernah melakukan hal-hal tersebut? Bisa jadi tanpa Anda sadari, Anda telah menjalankan pola pengasuhan overprotektif dan menjadi seorang orangtua helikopter.
Apakah itu pola pengasuhan helikopter?
Fenomena orangtua helikopter atau orangtua baling-baling muncul pertama ali dalam buku “Between Parent and Teenager” yang ditulis oleh Dr. Haim Ginott pada tahun 1969. Penggunaan kata ‘helikopter’ di sini sebagai kiasan untuk menggambarkan para orangtua yang terus melekat pada anaknya, ‘terbang rendah’ selalu berada di atas kepala anaknya seperti helikopter.
Di Amerika sendiri, pola pengasuhan helikopter lebih umum ditemukan di daerah-daerah urban atau perkotaan karena terdapat kecenderungan pola pengasuhan ini dilakukan oleh orangtua dari kalangan kelas menengah yang terdidik.
Sebuah artikel di Hufftington Post memuat penelitian ilmiah pada tahun 2012 yang menyimpulkan bahwa anak-anak dengan orangtua helikopter tidak terlalu antusias dalam belajar atau terlibat secara akademis saat kuliah. Penelitian terbaru di tahun 2015 dari Birgham Young University bahkan menyimpulkan bahwa anak-anak dari orangtua helikopter lebih rentan terhadap perilaku beresiko seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan. Menurut penelitian tersebut, bahkan meskipun orangtua si anak mengasuhnya dengan kehangatan dan penuh kasih sayang, efek buruk dari pengasuhan ala helikopter akan tetap ada.
George Glass, MD dan David Tabatsky, psikiater senior dan spesialis parenting mengungkapkan bahwa pola pengasuhan helikopter membuat anak menjadi cenderung pada berkelakuan buruk serta pribadi pencemas, sombong dan narsistik yang tidak mampu menghadapi tantangan dalam hidup keseharian karena mereka tidak dibiarkan mengemban tanggung jawab secara baik atau menyelesaikan masalah mereka sendiri –selalu ada orangtua yang hadir dan menyelesaikannya untuk mereka.
APAKAH KITA ORANGTUA HELIKOPTER?
Menurut para ahli dari berbagai sumber, ciri-ciri dari orangtua helikopter antara lain adalah :
*Ketidakmampuan untuk melepaskan anak untuk mandiri*
Para orangtua helikopter merasa sangat kehilangan bila anak tidak berada di bawah pengawasan mereka langsung atau bila mereka tidak melihat anak mereka. Sebagian besar dari para orangtua helikopter juga kesulitan berkonsentrasi mengerjakan tugas lain bila anak mereka tengah bersekolah atau beraktivitas di luar. Mereka secara konstan memikirkan keadaan anak tidak mampu melepaskan diri secara emosional dan membiarkan anak mandiri.
*Memanjakan Anak secara Berlebihan*
Ketika orangtua ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya biasanya mereka menyediakan apapun yang anak butuhkan begitu saja. Hal ini dapat berujung pada kecenderungan memanjakan anak secara berlebihan.
*Kerap Melobi Kemudahan untuk Anak*
Aalih-alih membiarkan anak belajar dari kesalahan, orangtua helikopter cenderung maju untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi si anak bahkan biarpun si anak sudah beranjak remaja. Mereka kerap menemui guru/atasan/figur otoritas lainnya untuk membela kepentingan anak mereka.
*Menjadi Satpam bagi Anak*
Tidak membiarkan anak terlibat dalam aktivitas-aktivitas tertentu, tidak membiarkan anak mencoba menyelesaikan masalah mereka sendiri sebelum turut campur, atau malah mengupayakan agar si anak untuk terhindar dari konflik apapun, adalah jelas-jelas merupakan pola pengasuhan helikopter.
*Selalu Ikut Campur Mengerjakan PR atau Tugas Anak*
Sesekali membantu anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka adalah hal yang bagus, tetapi berulang kali melakukannya atau orangtua malah mengerjakan tugas si anak adalah tanda-tanda kita tengah menerapkan pola pengasuhan helikopter.
*Takut Kuman yang Berlebihan*
Ketakutan yang berlebihan pada kuman atau Germaphobia adalah kecenderungan untuk menghindari kuman dan bakteri secara akut. Takut kuman berlebihan ini berujung pada perilaku orangtua yang serba melarang anak untuk bermain dengan bebas karena terlalu khawatir si anak akan terkena kuman atau bakteri.
*Mengawasi Anak Kemanapun Ia Pergi*
Salah satu tanda pola pengasuhan helikopter adalah orangtua yang berusaha mengawasi dan mengontrol anaknya dengan berlebihan. Orangtua selalu ingin tahu dimanakah si anak baik melalui telepon atau mengamati secara langsung.
*Membebani Anak dengan Terlalu Banyak Kegiatan Ekstrakurikuler*
Orangtua helikopter seringkali membebani anak dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berlebihan karena mereka ingin memastikan bahwa si anak mendapatkan sebanyak mungkin pengalaman. Seringkali tindakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan orangtua untuk
*Memuji Anak secara Berlebihan*
Dengan alasan rasa sayang terhadap anak, orangtua helikopter berusaha agar anak tidak perlu merasakan kegagalan atau kekecewaan dalam keseharian mereka. Karena itulah orangtua helikopter sering menumpuk pujian demi pujian secara berlebihan pada anak.
Secara garis besar, gaya pengasuhan ala Helikopter mengikuti tiga pola utama mikro manajemen yaitu :
- Orangtua melakukan apa yang sudah bisa dilakukan sendiri oleh anak
- Orangtua melakukan apa yang hampir bisa dilakukan sendiri oleh anak (anak sudah tahu caranya dan sedang belajar mempraktekkannya)
- Orangtua menjalankan pola pengasuhan berdasarkan kebutuhan ego diri sendiri dan bukan kebutuhan anak
Seringkali kita sebagai orangtua merasa bahwa apa yang kita lakukan untuk anak bukanlah bentuk kontrol ketat tapi merupakan ungkapan rasa sayang dan cinta kita terhadap anak tersebut. Namun, ternyata pola pengasuhan helikopter yang berlebihan seperti dijabarkan di atas dapat membuat anak menjadi tidak percaya diri, manja, malas, dan malah cenderung pada perilaku beresiko. Jangan sampai ini terjadi pada anak kita ya, Mom and Dad.
Sumber tulisan :
Oleh: Zulfa Ruhama (Zulfairy) ; penulis buku-buku dan rubrik anak.
1. Confessions of a Helicopter Parent, Ellen Bottner and Richard Bottner
https://www.grinnell.edu/sites/default/files/documents/helicopter_0.pdf
2. Helicopter Parenting—It’s Worse Than You Think, Hara Estroff Marano
https://www.psychologytoday.com/blog/nation-wimps/201401/helicopter-parenting-its-worse-you-think
3. Extra Love Doesn’t Make Up For Negative Effects Of Helicopter Parenting, Study Finds, Carolyn Gregoire
http://www.huffingtonpost.com/2015/06/09/helicopter-parenting-negative-impact_n_7494932.html
4. Extra love and support doesn’t make up for being a helicopter parent, Joe Hadfield
https://news.byu.edu/news/extra-love-and-support-doesnt-make-being-helicopter-parent
5. The Overparenting Epidemic: Why Helicopter Parenting Is Bad for Your Kids . . . and Dangerous for You, Too!, George Glass, MD and David Tabatsky
Zulfa Ruhama (Zulfairy) adalah pemerhati dunia anak yang juga penulis buku anak. Ia telah menerbitkan belasan buku anak dan remaja serta turut berkolaborasi di berbagai program pemerintah guna mengembangkan kreativitas anak dan remaja. Kecintaannya pada dunia anak sempat membawanya terjun menjadi bagian dari redaksi majalah anak dan editor buku anak di sebuah BUMN. Ia berdomisili di Jakarta, web blog pribadinya dapat dikunjungi di
http://www.zulfairy.com
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid
posted from Bloggeroid