Translate

Sabtu, 28 Juni 2025

Berita Hoax RI Telah Memiliki Kapal Induk

 Perjuni 2025 Indonesia belum memiliki kapal induk.  Berita dan foto di beberapa media bahwa Indonesia telah memiliki kapal Induk adalah HOAX

Per Juni 2025, Indonesia belum memiliki kapal induk dalam armada TNI Angkatan Laut (TNI AL). 

Saat ini, Indonesia lebih fokus pada pengadaan kapal jenis landing platform dock (LPD), frigat, korvet, dan kapal cepat rudal, yang dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan pertahanan kawasan maritim Indonesia yang bersifat kepulauan dan defensif.

                                    KRI BANJARMASIN



                                  Private Doc

                                   Private Doc

Mengapa Indonesia Tidak Punya Kapal Induk?

1. Biaya Sangat Mahal: Kapal induk adalah sistem senjata strategis yang sangat mahal, baik dari segi pembangunan/pembelian maupun operasional.

2. Kebutuhan Strategis: TNI AL lebih memprioritaskan pertahanan laut teritorial, patroli ZEE, dan penanggulangan pelanggaran hukum di laut daripada proyeksi kekuatan jauh seperti yang dilakukan negara-negara besar.

3. Ketersediaan Infrastruktur: Pengoperasian kapal induk memerlukan pelabuhan, infrastruktur pemeliharaan, dan dukungan logistik tingkat tinggi yang belum sepenuhnya tersedia di Indonesia.

Kapal Induk Mini 

 Alternatif Kapal Induk di Indonesia, meskipun tidak memiliki kapal induk sejati, Indonesia memiliki kapal yang sering dikira sebagai "Kapal induk mini",  yaitu:

KRI Banjarmasin dan KRI Makassar (kelas LPD)

Kapasitas: Helikopter, pasukan amfibi, kendaraan tempur

Fungsi: Operasi amfibi, bantuan kemanusiaan, dan misi militer terbatas

Bukan kapal induk sejati karena tidak dapat membawa/peluncurkan pesawat tempur bersayap tetap

Estimasi Biaya Perawatan Kapal Induk

Sebagai gambaran, berikut perkiraan biaya perawatan kapal induk negara lain (data kasar):

Negara,Jenis Kapal Induk, Estimasi Biaya, Perawatan Tahunan

AS USS Gerald R. Ford > USD 120–150 juta / tahun

Inggris HMS Queen Elizabeth > USD 90–110 juta / tahun

Cina Liaoning / Shandong ~USD 70–100 juta / tahun

 Jika Indonesia mengoperasikan kapal induk serupa, biaya perawatan tahunan bisa mencapai Rp 1–2 triliun atau lebih, belum termasuk biaya operasional seperti bahan bakar, personel, pelatihan, dan suku cadang.

Kesimpulan

 Indonesia tidak memiliki kapal induk.

Fokus pertahanan laut Indonesia lebih kepada kapal kombatan menengah dan mobilitas pasukan amfibi.

Biaya perawatan kapal induk sangat besar dan tidak sesuai dengan postur dan kebutuhan strategis pertahanan nasional saat ini.

Fokus pertahanan laut Indonesia lebih kepada kapal kombatan menengah dan mobilitas pasukan amfibi. 

Biaya perawatan kapal induk sangat besar dan tidak sesuai dengan postur dan kebutuhan strategis pertahanan nasional saat ini. 

Berikut sumber berita lengkap mengenai wacana dan rencana Indonesia membangun kapal induk tipe LHD (Landing Helicopter Dock), serta pembahasan biaya perawatan: 

1. PT PAL Siap Bangun Kapal Induk (LHD) 

Artikel “RI Akan Bangun Kapal Induk Helikopter, Kapan Dimulai?” dari kumparan (25 Juni 2025)—mengutip pernyataan Direktur Teknologi PT PAL, Briljan Gazalba, bahwa PT PAL siap membangun kapal induk helikopter sepenuhnya dalam negeri mulai tahun 2027 setelah mendapat penugasan dari pemerintah.  

Berita lengkap tersedia di kumparan. 

Blog Garuda Militer (27 Juni 2025) juga menegaskan kesiapan PT PAL membangun kapal induk jenis LHD sepanjang 238 m, dengan fasilitas dan desain lokal, menunggu persetujuan pemerintah.  

Situs Kompas (6 Feb 2025) — Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muhammad Ali, dan Kepala Biro Infohan, Frega Wenas, mengatakan rencana pengadaan kapal induk masih dikaji, penggunaannya lebih untuk operasi kemanusiaan dan OMSP, bukan untuk proyeksi kekuatan ofensif.  

2. Biaya Perawatan Kapal Induk 

Memang belum ada data resmi biaya perawatan kapal induk di Indonesia (karena belum ada kapal induk yang dimiliki). Namun ada beberapa sumber yang membahas estimasi dan kekhawatiran: 

Kompas (8 Feb 2025) memuat artikel “Wacana Pengadaan Kapal Induk, ISESS Ingatkan Soal Biaya Pemeliharaan” yang menyatakan bahwa biaya pemeliharaan kapal induk perlu dikaji matang—tanpa menyebut angka konkret.  

Studi umum perkapalan menyebut bahwa biaya operasional dan perawatan bisa mencapai 3% per tahun dari harga kapal, ditambah asuransi, gaji awak, dan docking berkala. 

Sebagai ilustrasi dari kapal dagang, biaya operasional tahunan terdiri dari beberapa komponen: asuransi 1%, maintenance 3%, special survey 10% per 5 tahun, serta overhead 5%  . Ini hanya gambaran kasar, bukan estimasi spesifik TNI AL. 

Summary & Link 

1. Kumparan – Pangkas tahun 2027 LHD PT PAL: “PT PAL siap … membuat kapal aircraft carrier itu, 2027 … 100 %”  

2. Garuda Militer – detail kesiapan/desain LHD PT PAL  

3. Kompas – kajian TNI AL: LHD untuk OMSP, masih dikaji  

4. Kompas – ISESS: waspadai biaya pemeliharaan  

5. Studi perkapalan – rincian komponen biaya perawatan kapal  

Ringkasan 

Sumber utama: kumparan.com, Garuda Militer, Kompas. 

Link untuk termasuk dalam jawaban: 

Kumparan: “RI Akan Bangun Kapal Induk Helikopter, Kapan Dimulai?” (25 Juni 2025)  

Kompas: “Kementerian Pertahanan Masih Mengkaji Pengadaan Kapal Induk Tipe LHD” (6 Feb 2025)  

Kompas: “Wacana Pengadaan Kapal Induk, ISESS Ingatkan Soal Biaya Pemeliharaan” (8 Feb 2025)  


Dimas HD - Blogger/Vloger


Tidak ada komentar:

Posting Komentar