Translate

Tampilkan postingan dengan label moral. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label moral. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Juli 2018

Orang Jepang

"Filosofi Orang Jepang Mengenai Empati"

Hubungan antar manusia yg paling tinggi levelnya, yang terus diajarkan dari generasi ke generasi, diajarkan sejak balita & menjadi kiblat orang Jepang adalah "Empati".

Empati atau mem-posisi-kan diri menjadi ORANG LAIN
(memposisikan diri kita menjadi lawan bicara).

Kalau sedang ngomong sama Orang Tua, cobalah untuk menjadi orang tua yang sering "kebingungan" itu.

Sedang ngomong dengan "Anak Anda", maka jelmakan diri Anda menjadi anak yang bandel.

Sedang ngomong ke Customer atau Downline, maka menjelmalah menjadi dia terlebih dulu.

Mau ngomong ke Upline, Sahabat, Musuh, maka jadikanlah diri Anda diri mereka terlebih dulu & bila Anda menjadi dia, "apa yang ingin Anda dengarkan?"

Kenapa dompet yang jatuh di kereta Jepang, kemungkinan besar AKAN balik ke pemiliknya?

Karena yg menemukan langsung akan berpikir, bila uang di dompet ini saya ambil... Jangan-jangan yang punya, gak punya uang lagi, gajian baru bulan berikut nya, dia pasti akan bingung bayar hutang, bingung bayar listrik, bingung beli makan, nanti dia akan dimarahin istri, anak dia akan kelaparan atau dia akan mati karena perbuatan saya ini.

Ya, mereka selalu berpikir tentang Empati.

Itulah makanya negaranya aman & cepat maju karena sejak kecil sudah diajarkan Empati.

1. Yang ketahuan korupsi, bunuh diri karena malu.

2. Pejabat yang merasa gagal akan mundur, karena dia pakai kacamata rakyatnya.

3. Wanita pulang kerja malam hari terjamin keamanannya, karena para pria berpikir, gimana kalau itu adik, anak atau istri saya.

Milikilah ilmu orang Jepang tanpa menjadi orang Jepang!

Source : Tri W

Sabtu, 09 Juni 2018

Etika, moral

JANGAN AJARI ANAKMU JADI PENGEMIS DI HARI IED FITRI

"Lihat itu pakde datang. Salim sana biar dapat uang"
"Ayo kita ke rumah teman ayah. Dia orang kaya, kalo kesana pasti dikasih"
"Mana nih tante buat ponakannya masa belum dikasih. Tante kan kerja thr nya banyak"
Dan ucapan2 sejenis yang kadang masih terucap dari lisan orang tua yg kurang kajian.

Sungguh malang nasibmu, nak. Jika yang orang tuamu ajarkan adalah mental orang2 lemah. Mental peminta-minta yang justru sebenarnya dalam islam sangat dilarang.

“Barangsiapa meminta-minta padahal dirinya tidak fakir, maka seakan-akan ia memakan bara api" (HR Ahmad 4/165)

Dalam islam kita diajarkan, sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat pada yang lainnya.
Jika kita belum mampu menebar manfaat (berbagi) maka islam juga mengajarkan kita agar memiliki rasa iffah. Yaitu rasa malu dalam takwa. Termasuk malu dalam meminta.
Juga rasa izzah, harga diri yang tinggi sebagai seorang muslim yang membuatnya tak mau merendahkan diri hanya demi rupiah.

So, pilihan bagi muslim yang baik adalah berbagi atau tetap menjaga diri dari meminta.
Tinggikan derajatmu dengan tidak mengajarkan  si kecil meminta pada nenek, kakek, om, tante, paman, uwa, dan lainnya, dan sebagainya, dan seterusnya di hari nan suci.