Translate

Kamis, 27 Juni 2013

Malaikat maut







Ya.. turut prihatin mendengarnya, setiap jam wanita indonesia meninggal karena kanker leher rahim,  kita memang harus memperbaiki secara kontinyu pelayanan publik terutama pelayanan kesehatan. pengalaman pribadi dengan mata kepala saya sendiri saya lihat bagaimana seseorang yang nyawanya  diujung maut karena kecelakaan,kemudian  karena tak punya uang dan tak punya asuransi maka dia terbengkalai di kereta dorong,sementara orang yang membawanya kerumah sakit harus tanda tangan surat pernyataan sanggup bayar segini, mau tak mau surat pernyataan itu harus memilih,tanggung jawab pembayaran harus ditanggung si pembawa korban kecelakaan atau si korban kecelakaan dibiarkan megap-megap menunggu maut gara-gara alasan tak ada kamar,setelah bayar sejuta untuk ruang gawat darurat,  kemudian mendapat kamar untuk rawat inap dan si korban kecelakaan meninggal.  Penolong yang bukan saudara dan bukan teman itu belakang hari akhirnya menerima tagihan dengan jumlah jutaan rupiah yang ditagih oleh debt colector. Kejadian ini sudah jadi rahasia umum yang setiap hari terjadi di rumah sakit negeri yang banyak menerima dana dari pemerintah. Saya melihat saat itu nyawa manusia terasa murah sekali jika orang tak punya uang. dia bukan manusia lagi tapi seperti hewan dan orang-orang sekitarnya adalah tukang jagal..Ini terjadi karena memang sistem pelayanan korban kecelakaan diciptakan seperti itu. Jika dibiarkan terus begini sungguh biadad negeri ini. seorang teman di luar negeri pernah berkata pada saya 'jika ingin melihat suatu negara yang pemerintahannya beradab atau biadab,maka lihatlah system pelayanan publik di ruang gawat darurat pada rumah sakit pemerintahnya. disitu kamu akan tahu mana orang punya sifat kemanusiaannya mulia dan mana orang-orang yang biadab jika tak punya uang.  Jika punya uang mereka adalah orang-orang yang biasa tersenyum manis,ramah tamah,penuh perhatian dan telaten jika melayani orang yang sedang serakatul maut dan jika tak punya uang atau asuransi..maka mereka bisa berubah menjadi malaikat maut' inilah suatu kebiasaan yang lazim dilakukan oleh para pelayan publik yang tak pernah berubah sama sekali dari dulu. Para abda'u negara anggota dewan tak pernah membahas soal ini yang di bahas tentunya perlunya penambahan dan melengkapi tehnologi yang lebih modern untuk rumah sakit milik pemerintah karena memang itu lahan yang empuk untuk KKN. Teringat ketika itu rintihan,erangan dan teriakan orang yang nyawanya hampir lepas dengan nafas tersengal-sengal di kereta dorong di ujung lorong ruang gawat darurat, saya berada di depannya, saya duduk sambil melihat matanya yang picek,berdarah dengan mulut menganga, lantas saya berdoa, saya meminta' Tuhanku! didepanku ada orang teraniaya yang dicampakan, jika ada seorang pemimpin di negara ini yang dapat merubah sistem pelayanan publik dirumah sakit ini sehingga orang orang seperti ini langsung ditolong,ditangani dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan dengan tanpa biaya maka 'Teguhkan kekuasaannya, berilah ketangguhannya,tingkatkan kekayaannya, berilah kemuliaan dunia dan akhirat kelak... Setelah selesai berdoa, saya membuka kedua telapak tangan saya yang menutupi wajah saya kemudian dengan perlahan,saya membuka mata.. saya melihat orang itu ternyata berhenti bernapas, saya berteriak memanggil perawat dan setelah itu paramedik mengatakan : " Dia telah pergi..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar