Seorang kawan pemilik blog menulis 'setiap jam satu wanita di Indonesia meninggal karena kanker leher rahim. Penulisnya adalah seorang finance consultant di AXA,beliau seorang yang educational dan teman saya di SMP dulu, setahu saya beliau adalah seorang yang cerdas. yach turut prihatin mendengarnya, setiap jam wanita indonesia meninggal karena kanker leher rahim,kita memang harus memperbaiki secara kontinyu pelayanan publik terutama pelayanan kesehatan pelayanan di rumah sakit. Saya jadi teringat, dulu beberapa tahun yang lampau, pengalaman pribadi dengan mata kepala saya sendiri saya lihat bagaimana seseorang yg diujung maut karena kecelakanan, karena tak punya uang dan tak punya asuransi maka dia terbengkalai di kereta dorong,sementara orang yg membawanya kerumah sakit harus tanda tangan surat pernyataan sanggup/mampu bayar segini, mau tak mau surat pernyataan itu harus memilih,tanggung jawab pembayaran harus ditanggung si pembawa korban kecelakaan atau si korban kecelakaan dibiarkan megap2 menunggu maut gara2 alasan tak ada kamar,setelah bayar sejuta utk ruang gawat darurat, baru beberapa hari kemudian mendapat kamar utk rawat inap dan si korban kecelakaan meninggal. si penolong yg bukan saudara dan bukan teman itu belakang hari akhirnya menerima tagihan 10 juta! yg ditagih oleh debt colector. Kejadian ini sudah jadi rahasia umum yang setiap hari terjadi di rumah sakit negri yang banyak menerima dana dari pemerintah. Saya melihat saat itu nyawa manusia terasa murah sekali jika orang tak punya uang. dia bukan manusia lagi tapi seperti hewan dan orang2 sekitarnya adalah tukang jagal.ini terjadi karena memang system pelayanan korban kecelakaan diciptakan seperti itu. Jika dibiarkan terus begini sungguh biadad negri ini. seorang teman di luar negri pernah berkata pada saya 'jika ingin melihat suatu negara yang pemerintahannya beradab atau biadab,maka lihatlah system pelayanan publik di ruang gawat darurat pada rumah sakit pemerintahnya. disitu kamu akan tahu mana orang punya sifat kemanusiaannya mulia dan mana orang2 yang biadab bin keji jika tak punya uang. Jika punya uang mereka adalah orang2 yang biasa tersenyum manis,ramah tamah,penuh perhatian dan telaten jika melayani orang yang sedang srakatul maut dan jika tak punya uang atau asuransi..maka mereka bisa berubah menjadi malaikat maut' inilah suatu kebiasaan yang lazim dilakukan oleh para pelayan publik yang tak pernah berubah sama sekali dari dulu. Para abda'u negara angota dewan tak pernah membahas soal ini yang di bahas tentunya perlunya penambahan dan melengkapi tehnologi yang lebih modern untuk rumah sakit milik pemerintah karena memang itu lahan yang empuk untuk KKN. Teringat rintihan,erangan dan teriakan orang yang nyawanya hampir lepas dengan nafas tersengal-sengal di kereta dorong di ujung lorong ruang gawat darurat, saya berada di depannya, saya duduk sambil meliha matanya yang picek mulut menganga, lantas saya berdoa kepada Allah saya meminta' Tuhanku! didepanku ada orang teraniaya yang dicampakan, jika ada seorang pemimpin di negara ini yang dapat merubah sistem pelayanan publik dirumah sakit ini sehingga orang orang seperti ini langsung ditolong,ditangani dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan dengan tanpa biaya maka 'Teguhkan kekuasaannya, tinkatkan pahalanya,mudahkan urusannya,ampuni dosanya,karuniailah tempat tinggal yang baik dan elok di dunia ini dan di akhirat nanti'...disitu saya tak menangis, melihat si pesakitan,..sambil menutup hidung dengan kedua tangan karena gemetar,sedih,hati tersayat.. saya berkata tak terdengar 'Maaf ya pak saya tak bisa menolong'..dan orang itu hanya diam tersengal sengal dengan mata terus menatap keatas, dan ternyata masih banyak lagi orang-orang seperti dia dan mungkin puluhan bahkan ribuan di Indonesia. bergidik aku...masih adakah peradaban yang berperikemanusiaan di negri yang beradab ini?
Dimas Handono Djati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar