Masalah pelayanan kesehatan yang manusiawi memang masih jauh untuk bisa dilaksanakan. Banyak hal yang perlu dibenahi oleh para ahli pikir Indonesia saat ini. Kita memang tak etis kalau hanya bisanya omong,kritik,hujat demo,omong kritik hujat demo omong kritik hujat demo terus sampai tua tanpa ada tindakan apapun. Sebab mungkin diantara anggota parlemen kita yang terhormat ada yang kupingnya budeg. Merubah sifat orang menjadi manusiawi melalui pelayanan kesehatan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti yang telah dibahas beberapa waktu lalu di Blog ini tentang pelayanan di unit gawat darurat rumah sakit negeri kita yang tercinta ini, sungguh tak manusiawi sekali bagi orang tak berpunya yang tertimpa musibah kecelakaan dan masuk unit gawat darurat dengan tanpa asuransi dan tanpa uang. Mungkin orang akan berpikir berapa uang yang harus dikeluarkan untuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan di unit gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa korban kecelakaan. Kalau kita tinjau sebenarnya, musibah terjadi pada diri seseorang tidaklah setiap hari tapi mungkin hanya seumur hidup sekali, dan yang seumur hidup sekali itu mungkin akan berujung berkurangnya simpanan harta benda atau bahkan ludes sama sekali harta benda yang dimiliki si korban hanya untuk biaya menahan nyawanya jangan sampai putus. Sebenarnya jika kita teliti (tentunya dengan sisi kacamata saya yang IQnya standart tidak seperti anggota Dewan kita yang terhormat yang IQnya bisa menghitung 10 pangkat 10 dalam waktu 5 detik) Pemerintah memiliki dana untuk itu, dan ternyata dana itu lolos dari pengamatan kita dan terbuang walau tak percuma. Bayangkan setiap bulannya kita selalu membiarkan peluang itu berlalu begitu saja di depan hidung kita melalui perputaran uang di dunia pendidikan. Jika kita mau membicarakan soal asuransi kecelakaan maka yang terbayang adalah premi yang tak suseuai dengan kemampuan gaji golongan menengah apalagi kalau belum bekerja. Para ahli mungkin bisa menghitung, dari 200 juta lebih penduduk Indonesia berapa yang mengenyam pendidikan setingkat sd,smp, sma dan perguruan tinggi. Semuanya butuh waktu rata rata 15 tahun untuk sekolah ditambah waktu kuliah untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Untuk setiap bulannya sekolah tingkat SD dan SMP sekarang sudah ada yang gratis, SD selama 6 tahun dan SMP selama 3 tahun. Dari sisi ini sebenarnya sudah bisa diperoleh dana untuk asuransi kecelakaan atau lainnya, guna persiapan jika terjadi suatu musibah. Setiap bulan selama 6 tahun, uang sekolah jatah setiap siswa dipotong 3000 rupiah atau ditambah oleh pemerintah (bagi yang sekolah gratis) 3000 rupiah untuk premi asuransi kecelakaan dan lainnya. Dan untuk tingkat lanjut, selama tiga tahun kedepan pendidikan untuk tingkat SMP juga menerapkan system asuransi yang sama (penambahan dana 3000 rupiah setiap bulan) dan kemudian tahun berikutnya untuk tingkat SMA dan perguruan tinggi. Sehingga pelajar dan Mahasiswa dapat menggunakan kartu pelajar atau kartu mahasiswa yang berfungsi ganda sekaligus sebagai kartu asuransi kecelakaan jika terjadi musibah. Mungkin sekali akan bisa dikembangkan untuk biaya rawat inap. Tentu perusahaan asuransi Yang ditunjuk oleh Pemerintah haruslah perusahaan yang mumpuni milik pemerintah yang telah lama berpengalaman, bukan perusahaan asing atau perusahaan asuransi abal abal yang pernah bangkrut kembang kempis. Berapa dana yang terkumpul jika seorang siswa setiap bulannya membayar premi asuransi selama 6 tahun atau lebih dengan harga premi yang setara dengan harga semangkuk mie ayam lalu jumlahnya dikalikan dengan semua jumlah pelajar tingkat SD di seluruh Indonesia? berapa untuk tingkat SMP? dan Berapa untuk tingka SMA dan perguruan tinggi? suatu jumlah yang fantastis!.. Suatu jumlah yang dapat menolong orang yang tertimpa musibah jika terjadi kecelakaan yang membutuhkan pertolongan mendadak, karena walaupun sudah tidak memegang kartu pelajar atau kartu Mahasiswa maka kartu tanda penduduk dapat berfungsi sebagai kartu asuransi karena si korban telah membayar premi asuransi sejak mengenyam penidikan di SD SMP SMU dan mungkin perguruan tinggi. Dan perlu dicatat! kecelakaan tidak terjadi pada setiap hari dan setiap orang seumur hidupnya. Artinya : Pemerintah tak mungkin rugi apalagi bangkrut untuk menciptakan sistem asuransi seperti ini. karena mustahil semua ratusan juta warga negara Indonesia terkena musibah kecelakan dalam waktu yang sama dan bersamaan. Untuk menciptakan sistem asuransi seperti ini perlu adanya kerja sama antara Kementrian kesehatan dan kementrian pendidikan dan kebudayaan. Kita berharap, melalui ladang uang ini, sistem telah menciptakan kita menjadi manusia Indonesia yang beradab dan berperikemanusiaan dalam hal pelayanan kesehatan yang manusiawi. Sehingga semoga dengan Ridho Allah,.. kita dan Pemerintah dapat membicarakan sistem ini dan kemudian mewujudkan dan melaksanakan. Kebocoran dana? kkn? pasti terjadi, halangan dan gangguan pasti ada, tapi setidaknya kita telah berusaha menciptakan suatu sistem yang dapat menjamin keselamatan dan kebaikan untuk orang banyak dengan lebih berperikemanusiaan.
The human health problems is still much to be done. Many things need to be addressed by the experts think Indonesia. We do not usually talk about just unethical, criticism, blasphemies demo, by way of criticism of criticism blasphemy blasphemy demo demo continued until dark without any action. For perhaps among our esteemed Board member was deaf ears. Changing the nature of the human being through health care is not as easy as turning the palm of the hand. As has been discussed some time ago on this blog about the service in a hospital emergency room, our beloved country is, it is not humane at all for people dispossessed who suffered an accident and emergency unit admission with no insurance and no money. Maybe people will think of how much money should be spent on first aid in emergency to save the life of the accident victim. If we review the actual disaster occurs in a person is not every day but maybe only once a lifetime, and a lifetime so it would probably lead to loss of property deposits or even sold at all property owned by the victim only for the cost of his life do not hold off. Actually, if we are careful (of course with my glasses the standard IQ unlike our esteemed Board member whose IQ could count 10 to the 10 in 30 seconds) The Government has the funds for it, and it turns out that the funds have escaped us and wasted though not useless. Imagine every month we always let the opportunity slip away in front of our noses through the velocity of money in the world of education. If we want to talk about what comes to mind casualty insurance premiums are not suseuai with the ability to pay of the middle class especially if it has not worked. The experts may be able to count, more than 200 million Indonesian population how the education level of sd, smp, sma and colleges. Everything it took an average of 15 years for the school plus college to earn a degree. For each month primary and junior high schools now have some free, for 6 years of elementary and secondary school for 3 years. From this side has actually been able to obtain funding for accident insurance or other, in order to prepare in the event of a disaster. Every month for the past 6 years, tuition per student cut rations 3000 rupiah or supplemented by the government (for a free education) 3000 dollars for insurance premiums and other accidents. And for advanced, as long as three years College in level Smp also apply the same insurance system (3000 rupiah additional funds each month) and then the next year for high school and college. So that learners and students can use a student card or student card doubles as well as accident insurance card in case of disaster. Likely to be developed for the cost of hospitalization. The insurance companies certainly are appointed by the Government to be a capable state-owned enterprises that have long experienced, not a foreign company or an insurance company ever went bankrupt Abal Abal flowers deflated. How the funds collected if a student each month to pay the insurance premium for 6 years or more at a price equal to the price premium bowl of chicken noodle and amount multiplied by any number of primary school students in Indonesia? How to junior level? and How to tingka high school and college? an amount that is fantastic! .. An amount that can help people who suffered in the event of an accident requiring immediate sudden, because despite not holding a student card or student card identity card can then serve as an insurance card because the victim has to pay insurance premiums since received his elementary penidikan in junior high school and possibly college. And it should be noted! accidents do not happen every day, and every person in her life. Meaning: The government does not lose much less likely to create a bankrupt insurance system like this. because it is impossible for hundreds of millions of citizens of Indonesia devastated accidents in the same time and simultaneously. To create such an insurance system is in need of the cooperation between the Ministry of Health and the Ministry of education and culture. We hope, through the fields of money, the system has created us human Indonesia civilized and humane in terms of human health care. So hopefully with Blessing from Allah,. we can talk about the system and the government is and then realize and implement. Leakage of funds? Corruptions?.. collutions?.. certainly occur, there must be obstacles and distractions, but at least we've tried to create a system that can ensure the safety and kindness to people much more humane.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar