Translate

Kamis, 18 September 2008

' Penghormatan '

Saat itu di pagi yang indah,

Dengan seragam necis dan harum parfum di ketiak,

Dengan gadis manis yang putih berbedak,

Dengan pemuda tampan yang seperti ksatria, dengan barisan yang rapih,

Disaksikan kicau burung dan sinar mentari,

Dengan tanpa senyum tapi khidmat,

Dengan kebersamaan dan kepatuhan,

Mata melotot memandang keatas,

Tanpa kedip memandang ke arahmu,

Seperti dengan rasa takjub,

Engkau di hormati…

Ketika itu di pagi yang cerah,

Dengan sinar matahari yang hangat,

Dengan kepatuhan dan disiplin,

Dan pasukanmu yang gagah,

Dengan prajuritmu yang berani seperti lebah,

Di iringi orkes musik dan nyanyian koor yang merdu,

Engkau di puja…

Saat engkau di naikkan dengan perlahan dan teratur,

Beribu-ribu pasang mata memandangimu,

Dan para Presiden di seluruh dunia memberi hormat,

Dengan para mentri yang juga memberi hormat,

Dengan khusu dan patuh,

Tanpa mengeluh dan lelah, berdiri tegak untukmu,

Engkau di kagumi..

Saat ketika engkau di campakan,

Dengan kerendahan yang menghina,

Dengan orang – orang ramai yang berteriak,

Penuh dengan sumpah serapah,

Dengan api terpendam dendam kesumat,

Dengan nyanyian caci dan maki,

Dengan yel penghinaan yang sombong,

Tapi engkau tak merasa terhina oleh mereka yang goblok dan pandai itu,

Padahal engkau telah rombeng dan di koyak,

Dan pemujamu melakukan rapat,

Dengan pengagummu yang merasa terhina,

Dan penggemarmu yang merasa marah,

Dengan pelindungmu yang merasa di nodai,

Mereka merasa di tampar ke hormatannya,

Karena engkau compang camping seperti gombal,

Dan pasukanmu siap siaga,

Menunggu waktu dan perintah,

Saat itu engkau di bela…

Ketika damai berjabat tangan,

Dengan peluk dan cium,

Dan engkau di kembalikan ke mahligaimu,

Berupa benda panjang yang kokoh seolah akan menyentuh awan,

Dengan tali yang kuat seperti benang baja,

Dengan perlahan engkau di naikkan ke tempat yang tinggi,

Dengan pasukan gagah berpedang mengelilingimu,

Siap menjagamu dari maling ,rampog, penjarah dan penghinaan,

Engkau laksana jimat berharga yang patut di jaga,

Seperti barang keramat sakti yang hampir di miliki setiap bangsa,

Engkau terkenal dan di hormati melebihi para Sufi,

Engkau dikenal dan di puja melebihi para Wali,

Karena seluruh orang di kolong awan mengenalmu dan menghargaimu,

Karena semua orang di dunia menghormatimu,

Dengan para Raja dan Ratu yang bergemilang intan permata,

Dengan Para Sulthan dan Para Pangeran yang duduk di kursi emas,

Dan Para Presiden dan Jendral dengan pasukannya,

Tak kecuali para orang kaya dan fakir miskin,

Mereka semua mengenalmu,

Dan mereka semua menghormati,

Apakah engkau semacam Dewa sehingga manusia merasa perlu memujamu?

Apakah engkau semacam Dewi yang turun dari Kahyangan sehingga manusia merasa perlu menjagamu?

Apakah engkau semacam Bidadari sehingga manusia merasa perlu memilikimu dan menghormatimu?

Apakah Engkau semacam Dewa yang dapat mengabulkan permintaan?

Apakah engkau dapat mendatangkan bahagia, cinta, kesenangan, pangkat, jabatan atau kekayaan?

Apakah engkau dapat menolak gempa, tsunami, angin topan, atau menolak penyakit demam berdarah dan kemiskinan?

Apakah engkau begitu cantik jelita sehingga Para Pimpinan dan Para penguasa memandangimu seperti terpesona penuh kekaguman?

Mengapa Para jendral di muka bumi ini menganggapamu seperti benda yang di muliakan?

Mengapa mereka begitu terpana bila melihatmu bergoyang?

Para seniman terkemuka dan selebriti tak ada arti Jika dibandingkan denganmu,

Maestro Picaso tak punya arti di banding lukisanmu yang di kenal semua manusia,

Michael angelo tak punya nama di banding gambarmu yang di kenal semua orang,

Rembrandt Harmensz Van Rijn kalah nama di bandingkan dengan warnamu,

Raden Saleh tak sebanding dengan ke masyhuranmu,

Padahal kamu Cuma sepotong kain berwarna warni,

Ada yang biru, ada yang merah, ada yang putih,

Bergoyang dan berlenggak lenggok seperti berdansa di tiup angin,

Miring ke kanan, miring kekiri melayang di udara,

Seperti angkuh, Agung nan perkasa,

Di tempat yang tinggi di atas sana berhias awan dan langit biru nan indah,

Sepotong kain yang bermakna sejarah,

Laksana Azimat suci dengan kesaktian bertuah,

Yang di miliki setiap bangsa dan Negara,

Dan Komandan pasukan di seluruh dunia mereka gagah berteriak lantang :

“Hormat benderaaa… Geraaak !”

“Oo, Bendera betapa hebatnya engkau yang di puja seperti Bidadari...”

Dimas Handono Djati

Jagakarsa

Jakarta Selatan

Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar