Translate
Senin, 26 Februari 2018
Tehnologi Sensor
Rokok Elektrik
Minggu, 25 Februari 2018
Destinasi Ciletuh Jawa Barat
Jumat, 23 Februari 2018
Miss Indonesia 2018
Kita ikuti perkembangan berita selanjutnya dan dukungan kita secara moril untuk Alya Nurshabrina untuk menjadi yang terbaik sebagai Miss World 2018.
Selasa, 20 Februari 2018
Finalis Miss Indonesia 2018
Senin, 19 Februari 2018
Pencurian Tas di Restoran
Sabtu, 17 Februari 2018
Breaking News
Yang terhormat Reader
pada hari sabtu 16.02.2018 jam 10 ;00 wib telah terjadi kecelakan .
Tempat kejadian jln.abdullah bin nuh rt.05/07 depan RPH. kel.Sindang Barang. Kec.Bogor Barat..
Kronologis ..
Kendaran Molen pembawa Adukan Semen sedang melaju kencang ke Arah Bubulak dan menabrak dari belakang satu buah mobil angkot jurusan Kampus dalam bubulak .mengakibatkan kendaran angkot rusak parah. Dan kendaraan mobil Molen terguling .
korban yang meninggal di lokasi 2 orang warga cibanteng kab.bogor. Jawa Barat.
Orang Tua
Kamis, 15 Februari 2018
Selamatkan Anak Kita
Dari Seminar di Kemang Village, Jakarta.
Pembicara:
Elly Risman, M.Psi (Yayasan Buah Hati)
Inilah isi Sharing kisah dari salah satu peserta seminar tersebut:
Seminar dibuka dengan layar presentasi yang menayangkan contoh SMS anak sekarang dengan bahasa membingungkan yang kini disebut bahasa ‘alay'.
Mungkin Anda berpikir, alaaah… SMS alay kan bisa dibaca, meskipun bikin mata dan otak kerja keras dulu untuk tahu maksudnya. But NO! Tidak satu pun dalam ruangan itu yang bisa membaca SMS di layar.
Ternyata SMS itu harus dibaca harus dengan posisi HP terbalik (bagian atas HP menjadi bagian bawah)!
Dan siap-siap kaget-- isinya adalah:
”Hai, sayang, aku kangen nih. Udah lama kita GA ML (Making Love, alias bersetubuh-red), Yuk, mumpung bonyok lagi pergi, yuk kita ketemuan...”
Seisi ruangan seminar langsung heboh.
Pembicara pun menjelaskan, “SMS sayang-sayangan. anak sekarang sudah bukan lagi ‘I love you’ atau ‘I miss you’, tapi ‘Udah lama GA ML (making love-Red)’.
Ini baru awal seminar, tapi mata semua peserta sudah melotot lebar.
Selanjutnya, pembicara menegaskan bahwa anak-anak kita hidup di era digital. Banyak isi media elektronik dan cetak yang bisa diakses anak-anak, namun sebenarnya mengandung unsur pornografi.
Pornografi bisa ‘mendatangi’ anak-anak kita melalui games, internet, ponsel, TV, DVD, komik maupun majalah:
• Games.
Berdasarkan penelitian, games pada abad ke-21 menampilkan gambar yang lebih realistis, pemain bisa memilih karakter apa saja yang tak ada di dunia nyata. Games juga menuntut keterampilan lebih kompleks dan kecekatan lebih tinggi. Ini semua memberikan tingkat kepuasan dan kecanduan yang lebih besar.
Catatan dari pembicara:
Super hati-hati dengan games anak-anak Anda!
a. Ada games action yang berisi permainan tembak-tembakan, namun ternyata jika anak kita berhasil mencapai level akhir, bonus di akhir levelnya adalah ML dengan PSK.
b. Ada games berjenis role playing yang inti permainannya adalah tentang bagaimana ‘memperkosa paling asyik’!
Anak bisa memilih perempuan model apa yang diinginkan –si perempuan tidak berbusana—lalu tinggal pilih bagian tubuh mana yang mau dipegang pertama kali. Cursor berbentuk tangan yang digerakkan oleh anak-anak kita.
Seisi ruangan seminar langsung heboh lagi. Gumaman ‘astagfirrullah’ bertebaran di ruangan.
Untuk menghindarinya, pikir baik-baik jika Anda ingin membelikan games untuk anak dan bila anak membeli games sendiri atau meminjam games dari teman. Hati-hati jika di depan sekolah anak-anak atau di sekitar lingkungannya ada warnet! Jenis games yang ada sangat murah dan gampang didapat. Jenisnya sudah di luar perkiraan kita!
• Internet.
Situs porno bertebaran di dunia maya. Jangan salah, pembuatnya terkadang anak-anak kita juga! Bahkan untuk mendapatkan uang, mereka menjual video seks mereka sendiri!.
Kami ditunjukkan ribuan video seks yang gampang diperoleh lewat internet.
Catatan dari pembicara:
a. Siapa bilang ML harus telanjang dan harus di tempat tidur/hotel ? –> Kami ditunjukkan sekilas video ABG berseragam SMP, sedang ML di tangga dan berpakaian lengkap!
b. Hamil? Siapa takut? –> Bisa aborsi!
• Ponsel.
Video-video seks tersebar dengan mudah melalui ponsel. Kapasitas ponsel yang besar memungkinkan si pemilik menyimpan file-file berukuran besar seperti video dan gambar porno. Anak Anda bersih? Bisa jadi dia medapat kiriman gambar/video dari temannya!
Pembicara kami, Ibu Elly, pernah didatangi seorang ibu yang syok karena menemukan gambar vagina seseorang di BB-nya. Setelah ditelusuri, itu milik temen sekolah (perempuan) putranya, yang sering meminjam BB beliau!
• Televisi.
Program TV yang masih pantas ditonton bisa dihitung dengan satu tangan. Lainnya adalah program pembodohan, hantu, kekerasan dan pornografi. Jangan salah, iklan pun bisa menyesatkan. Selain itu, jangan anggap enteng sinteron/film Korea/Jepang! Lama-lama anak bisa ‘tercuci otak’ dan terbiasa dengan kekerasan atau seks bebas!
• Komik.
Ya, komik memang bergambar kartun. Tapi soal cerita, ada komik-komik tertentu yang tidak kalah ‘seram’ dari novel porno. Bahkan lebih mengerikan karena didukung dengan gambar. Gambar sampul depan bisa jadi tidak menyiratkan kepornoan apa pun. Tapi di dalamnya, ujung ceritanya ternyata tentang seks bebas.
Dari survei yang telah dilakukan pembicara, salah satu judul games, komik, dan DVD yang masuk dalam kategori ‘bahaya’adalah NAR API NERAKA.
Hati-hati!
Apa tujuan semua ini? Apa yang ‘mereka’ inginkan dari anak-anak kita?
1. Yang mereka inginkan, anak dan remaja kita memiliki mental model porno.
2. Agar anak-anak kita mengalami kerusakan otak permanen, yang hasil akhir yang diincar adalah incest!
3. Sasaran tembak utama adalah anak-anak yang belum baligh. Jika anak-anak ini sudah mengalami 33--36 ejakulasi, mereka akan menjadi pecandu pornografi. Merekalah pasar masa depan bagi industri pornografi: Perfilman, majalah, musik, jaringan TV kabel, pembuat dan pemasar video games.
Proses kecanduan dan akibatnya:
1. Di dalam otak ada bagian yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC). PFC adalah tempat dibuatnya moral, nilai-nilai, rasa bertanggung jawab untuk perencanaan masa depan, organisasi, pengaturan emosi, kontrol diri, konsekuensi dan pengambilan keputusan. PFC akan matang pada usia 25 tahun.
2. Sekali anak mencoba kenikmatan semu, maka ia akan kebanjiran hormon dopamin (hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus). Akibatnya ia akan merasa senang, tapi kemudian dalam hatinya timbul perasaan bersalah.
3. Saat anak merasa senang (kebanjiran dopamin), ia akan terganggu dalam: Membuat analisa, penilaian, pemahaman, pengambilan keputusan, makna hubungan, dan hati nurani. Akibatnya, spiritualitas atau imannya akan terkikis. Anak pun ‘tumbang, memilliki mental model porno yang bisa saja berujung pada incest!
4. Narkoba ‘hanya’ akan merusak tiga bagian otak , tetapi pornografi/seks akan merusak lima bagian!
5. Jika anak sudah ejakulasi 30-33 kali menurut penelitian, sensor otaknya akan mengalami kerusakan permanet (seperti mobil tua yg sudah bobrok).
Kelalaian kita sebagai orang tua:
• Selama ini telah terjadi kesalahan budaya karena ada pemahaman bahwa yang mengasuh anak hanya ibu. Ayah mencari nafkah saja. Bila memang perlu, baru lapor ayah. Ini salah besar. Keluarga Indonesia memerlukan revolusi pengasuhan!
• Orang tua kurang menghabiskan waktu dengan anak dan hanya menjadi weekend parent. Anak diikutkan les sana sini. Pertanyaan orang tua ke anak hanya.
Bagaimana les-nya tadi?
Nilaimu berapa, Nak?
Kamu nggak bolos, kan?
Kamu bisa ngerjain ujian hari ini?’ Akibatnya, anak-anak menjadi BLASTED (Boring–>Lazzy–> Stressed!)
• Orang tua merasa cukup menyekolahkan anak-anak di sekolah berbasis agama. Penerapannya? Nol besar! Orang tua menyuruh anak salat tepat waktu, sementara orang tua salatnya bolong-bolong. Orang tua berbaju tertutup, tapi anaknya main ke mal hanya memakai rok mini dan tanktop. Anak disuruh les mengaji padahal orang tuanya tidak bisa mengaji!
• Orang tua terkadang hanyut dalam tren. Melihat teman-teman anak di sekolah punya iPod, anak buru-buru dibelikan iPod juga. Orang tua malu karena anaknya hanya punya ponsel jadul yang cuma bisa SMS dan telepon? Anak pun dibelikan Gadget paling mutakhir.
• Orang tua bisanya memfasilitasi anak dengan gadget terkini, tapi gagap teknologi alias gaptek. Buktinya, baca SMS alay saja nggak bisa! Bagaimana mau mengawasi anak? Karena itu, jadi orang tua harus gaul dan pintar.
• Orang tua membelikan anak gadget/perangkat teknologi tanpa tahu akibat negatifnya, tanpa penjelasan dan tanpa persyaratan untuk anak.
• Orang tua sekarang adalah generasi orang tua yang abai, generasi orang tua yang pingsan! Yang penting anak sekolah,les, diam di rumah depan komputer, games, ponsel dan TV. Yakin, anak Anda aman?
• Orang tua jarang bisa berkomunikasi secara baik dan benar dengan anak, tidak memahami perasaan anak dan remaja.
Menjadikan anak tangguh di era digital:
1. Hadirkan Alloh di dalam diri anak. Ajarkan untuk selalu ingat Alloh dan taat kepadaNya sejak kecil. Hindari ucapan, ‘Jangan sampai kamu hamil ya! Bikin malu keluarga! Bapak Ibu malu!’ Ini salah besar. Ajarkan bahwa di manapun dia berada, Alloh tahu apa yang dia perbuat.
2. Perbaiki pola pengasuhan. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi orang tua yang abai dan pingsan.
3. Anak perlu mendapat validasi, yaitu ‘penerimaan, pengakuan dan pujian’. Jangan jadikan anak Anda BLASTED alias Boring –> Lazy –> Stressed!
4. Bimbing anak agar bisa mandiri dan bertanggung jawab pada Alloh, diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
5. Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan persyaratan agama yang jelas.
Kiat menangkal pengaruh negatif yang datang melalui:
1. KOMIK
• Cek bacaan anak.
• Baca dulu sebelum membeli.
• Secara berkala, periksa meja belajar/lemari/kolong tempat tidur anak. Ingat, jangan sampai ketahuan anak!
• Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan.
• Diskusikan bacaan dengan anak.
2. GAMES
• Perhatikan letak komputer/media video games di rumah.
• Buat kesepakatan dengan anak tentang:
o Berapa kali dalam seminggu boleh bermain games.
o Kapan waktu yang tepat untuk main.
o Games apa yang boleh dimainkan
o Sanksi apa yang diberlakukan jika melanggar
• Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating games dalam kemasan games.
Banyak video games memiliki rating AO (Adult Only) atau M (mature) yang dibajak oleh ESRB (Entertainment Software Rating Board -- lembaga pemberi rating untuk games hiburan) lalu diubah rating-nya menjadi Teen, seperti GTA San Andreas, Mass Effect, Gta IV dan banyak lagi.
Catatan:
Maraknya games kekerasan yang menampilkan adegan seksual di tengah-tengah permainan seperti ‘GTA: San Andreas’ dan ‘Mass Effect’ mendapat kecaman keras dari banyak kalangan seperti Jack Thompson dan Hillary Clinton. Hal ini memaksa produsennya mengganti rating ESRB-nya menjadi AO (awalnya M <Mature>) dan mengakibatkan profit perusahaannya turun hingga $28.8 juta.
Salah satu peristiwa tragis yang dipicu oleh games kekerasan terjadi pada 20 Oktober 2003. Aaron Hamel dan Kimberly Bede menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh dua remaja, William dan Josh Buckner, karena keduanya terinspirasi setelah memainkan GTA:III.
Akibat kejadian itu, Aaron meninggal dunia, sedangkan Kimberley mengalami luka parah.
3. TV
• Atur jam menonton TV
o No TV di bawah umur 2 tahun.
o Anak 5--7 tahun paling lama menonton TV: 2 jam/hari
• Kenalkan dan diskusikan tentang program TV yang baik dan buruk.
4. INTERNET
• Perhatikan letak komputer. Jangan pasang komputer menghadap dinding.
• Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno).
• Buat kesepakatan tentang waktu bermain internet.
• Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di komputer.
Ikhtiar terakhir orang tua:
1. Perbanyak mendengarkan perasaan. Gunakan dua telinga lebih sering daripada satu mulut.
2. Orang tua harus TTS (tegas, tegar, sabar).
3. Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan melalui seminar, pelatihan, buku parenting dan ilmu agama)
4. Setelah semua upaya —> DOA.
Jujur, ketika saya mengikuti seminar ini, beberapa kali saya menitikkan airmata.
Betapa saya merinding hebat dan ingin segera pulang memeluk anak-anak saya.
Semoga kita tidak termasuk jenis orang tua yang pingsan dan abai.
Semoga anak-anak kita menjadi orang saleh yang selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa.
Silahkan share untuk membantu kawan kawan kita yang sudah berkeluarga ataupun belum sehingga paling tidak para ibu mempunyai pengalaman untuk melakukan proteksi terhadap anaknya.
Keahlian Pencopet
Dinding Bawah Jembatan Bocor
Selasa, 13 Februari 2018
Ojek Online
Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang Menghukum di Indonesia
Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal, dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya, tulisan itu buruk. Logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.
“Maaf, Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.
Dia pun tersenyum.
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak
anaknya dididik di sini,” lanjutnya.
“Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!”, dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.
Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam.
Padahal, saat menempuh ujian program doktor di luar negeri, saya dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan para dosen penguji memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun, suasana ujian dibuat sangat bersahabat.
Seorang penguji bertanya, sedangkan penguji yang lainnya tidak ikut menekan. Melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan
kekurangan penuh keterbukaan.
Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.
Etikanya, seorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan. Tapi yang sering terjadi di tanah air justru penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya.
Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.
Mereka bukannya melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul.
Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga cenderung menguji dengan cara menekan. Ada semacam unsur balas dendam dan kecurigaan.
Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Lantas saya berpikir, pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakter hasil didikan guru-gurunya sangat kuat: yaitu karakter yang membangun, bukan merusak.
Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”
Malam itu, saya pun mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa bersalah karena telah memberinya penilaian yang tidak objektif.
Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya justru mengatakan bahwa “gurunya salah”. Kini, saya mampu melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
*Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan rasa takut?*
Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: Rotan pemukul, dilempar kapur atau penghapus oleh guru, setrap, dan seterusnya.
Kita dibesarkan dengan seribu satu kata ancaman: Awas…; Kalau…; Nanti…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin membuat kita lebih disiplin. Namun, juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat.
Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari. atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, kecerdasan m anusia dapat tumbuh, tetapi sebaliknya juga dapat menurun.
Ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. Tetapi, juga ada orang yang “tambah pintar” dan ada pula orang yang “tambah bodoh”.
Mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan.
Bantulah anak Indonesia untuk maju.
#Smoga bacaan ini, bisa bantu kawan kawan tentang makna mendidik..
Mendidik adalah untuk merangsang anak agar maju,
Membantu menemukan potensi terbaik anak dan mengembangkannya,
Menjadikan anak berbudi pekerti yang baik.
Oleh: Rhenald Kasali (guru besar UI)
Sabtu, 10 Februari 2018
Kesalahan Berlogika
KESALAHAN BERLOGIKA
Kesalahan berlogika yang dalam bahasa Inggris disebut 'logical fallacy' - adanya bias secara kognitif - merupakan hal yang seharusnya bisa dihindari. Namun malah umum dijumpai dalam setiap perdebatan, mulai dari yang disiarkan di TV, debat di warung kopi, debat di SMA, sampai pada debat di sosial media. Bahkan oleh kaum intelektual sekalipun.
Logical fallacy yang paling sering dijumpai ada enam.
1. ARGUMENTUM AD HOMINEM
Yakni menyerang pribadi lawan, bukan argumen yang disodorkan.
Contoh:
A : "Kita harus senantiasa menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia."
B : "Lho keluarga kamu sendiri berantakan kok jangan sok ngurusin orang lain deh kalau ngurus anak bini sendiri aja nggak bisa!"
Kesalahan:
Alih-alih mematahkan argumen Si A, Si B pihak yang diajak berbicara justru langsung "menghunus keris" pada ke sisi pribadi lawan bicaranya. Jadi, 'B' shoots the messenger, not the message.
2. STRAWMAN FALLACY
Yakni menciptakan 'manusia jerami' (citra (image) palsu) untuk diserang, bukan argumen aslinya.
Contoh:
A : "Hari ini ada acara sama teman, jadi nggak bisa nganterin kamu ke mall."
B : "Jadi kamu udah males antar jemput aku? Udah nggak sayang lagi sama aku? Kamu egois!"
Kesalahan:
Si A hanya bilang demikian (pernyataan di atas) namun Si B melontarkan argumen (manusia jerami) yang tidak relevan. Biasanya yang menuduh egois itulah yg egois asli.
3. APPEAL TO EMOTION
Yakni menggunakan emosi sebagai dasar sebuah argumen.
Contoh:
A : "KPK menangkap tangan hakim MK bernama Afi sebagai penerima suap."
B : "Tidak mungkin! Selama ini dia sangat baik dan bijak. Lihat saja tulisan-tulisannya dan penampilan dia yang sangat agamis itu!"
Kesalahan:
Yang bisa dijadikan tolok ukur sebuah kebenaran adalah data dan bukti empiris, bukan penilaian berdasarkan emosi yang subyektif ataupun agama seseorang.
4. ARGUMENTUM AD POPULUM/BANDWAGON FALLACY
Yakni mendasari kebenaran argumen dengan suara mayoritas.
Contoh:
A : "Menurut penelitian, merokok tidak baik bagi kesehatan."
B : "Orang jaman dulu kebanyakan merokok, tapi mereka sehat-sehat aja tuh!"
Kesalahan:
B tidak otomatis mematahkan kebenaran argumen A hanya karena dia menyimpulkan suatu penilaian dari pandangan terhadap mayoritas.
5.APPEAL TO AUTHORITY
Yakni mendasarkan argumen pada pendapat orang yang berpengaruh/punya otoritas.
Contoh:
A : "Ada apa dengan sekolah itu?"
B : "Kata Pak Bupati, sekolah X adalah sekolah yang paling angker di daerah sini. Berarti benar, kan, dugaanku?!"
Kesalahan:
Hanya karena bupati mengatakan suatu hal bukan berarti hal itu otomatis jadi kebenaran.
6. FALSE DILEMMA
Sering juga disebut dengan 'argumen hitam-putih'. Sederhananya adalah argumen yang "kalau tidak begini, pasti begitu".
Contoh:
A : "Dukung KPK atau tidak?"
B : "Tidak."
A : "Jika tidak dukung KPK berarti koruptor!"
Kesalahan:
A melontarkan kesimpulan "koruptor" pada B sebagai satu-satunya opsi, padahal A tidak seharusnya mengesampingkan faktor2 lain yang bisa mendasari keputusan B tidak mendukung KPK, dan bisa saja Si B pun tidak anti KPK.
Keenam jenis 'fallacies' tsb di atas hanya sebagian saja, sisanya bisa Anda cari sendiri.
Sejauh yang saya tahu, menggunakan gestur merendahkan lawan saat debat merupakan hal yang tidak etis. Usahakan untuk tetap menjaga kesantunan dan etika dalam debat yg sehat.
Don't raise your voice, but improve your argument.
Menanglah secara elegan dengan menghindari logical fallacy
Source : Waseso Y
Sakit Maag
Mengungkap kasus dokter *Ryan Thamrin* yg meninggal mendadak akibat *GERD*.
Yuk belajar yuk. Setidaknya baca dulu apa artinya. Dan lebih aware sama badan kita. Enjoy your life, nikmati hidup dan bersyukur banyak-banyak...
Saat kondisi stress banyak hormon yg dipacu utk keluar salah satunya hormon adrenalin yg pada gilirannya mengakibatkan produksi asam lambung meningkat drastis.
Asam lambung ini fungsinya menghancurkan makanan. Permasalahannya, jika asam lambungnya banyak namun tidak dibarengi makanan dalam lambung yg cukup atau bahkan tidak ada maka asam lambung tadi akan menggerogoti dinding lambung sehingga mengakibatkan luka (tukak) lambung.
Asam lambung ini tingkat keasamannya jauh lbh tinggi dibanding jeruk nipis . Jadi bisa dibayangkan betapa sakitnya jika luka yg timbul terkena asam lambung. Itu yg menyebabkan pada kasus maag/ gastritis selalu disertai oleh nyeri ulu hati.
Dalam lambung dan usus ada sejenis bakteri yg bernama Escherichia coli yg berfungsi utk membusukkan makanan.
Pada kasus dimana ada tukak lambung bakteri ini berkembang biak secara masif.
Bakteri ini memproduksi gas.
Secara otomatis bertambahnya populasi bakteri ini akan mengakibatkan produksi gas jg bertambah. Itu sebabnya pada kasus maag/ gastritis perut terasa kembung dan seringkali timbul sesak karena rongga dada terdorong oleh rongga perut.
Kasus maag/ gastritis yg paling sering di Indon karena situasi spt di atas. Memang bakteri Helicobacter pylori dpt mengakibatkan tukak lambung juga yang gejalanya mirip gastritis namun kasusnya tidak sebanyak kasus maag/ gastritis seperti yg di jelaskan di atas.