Translate

Tampilkan postingan dengan label marketing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label marketing. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Juni 2018

Kisah Penjual Pisang Dari Papua

*KISAH LUCU dari TANAH PAPUA*

Konon, suatu ketika ada sebuah desa di pelosok Papua sana yang penghasilan utamanya adalah pisang. Banyak sekali pisang enak yang dihasilkan dari tanah subur di desa tersebut. Selain manis, besar-besar, dan konon khasiatnya sangat bagus untuk kesehatan.

Itulah mengapa, penduduk di sana banyak yang menggantungkan hidup dari hasil jualan pisang. Tapi, karena daerahnya terpencil, mereka harus menjual pisang tersebut ke kota dan menempuh jarak 30 km-an. Dengan infrastruktur yang masih belum bagus, mereka harus jalan kaki, mengarungi sungai, dengan membawa satu dua tandan pisang per orang.

Sampai di pasar kota, pisang itu sudah langsung ada penadahnya. Laris manis. Uang pun didapat. Dan, masyarakat desa itu pun segera pulang ke kampungnya lagi. Namun sebelum pulang, ada satu tradisi mereka untuk membawa oleh-oleh ke rumah. 

Dan... yang paling dinanti oleh keluarga mereka sebagai oleh-oleh biasanya adalah *PISANG GORENG*.
Ya.. jauh-jauh mereka ke kota, jualan pisang, untuk kemudian membeli oleh-oleh pisang goreng. Uang hasil jualan pisang sebagian dipakai untuk membeli pisang goreng.
Ada yang merasa aneh atau lucu dengan kisah tadi? Sebagian teman-teman saya tertawa mendengar kisah itu. Jauh-jauh ke kota jualan pisang kok bawanya oleh-oleh pisang juga? Kenapa tidak menggoreng sendiri? Aneka tanggapan muncul saat tahu kisah ini.

Tetapi..
Sesaat kemudian, tawa itu berubah jadi hening, ketika saya mengatakan bahwa INILAH YANG TERJADI PADA SEBAGIAN BESAR ORANG INDONESIA!

Air diambil dari Indonesia, diolah jadi *Aqua*, dijual lagi ke kita, dan uangnya diambil *Danone*, perusahaan dari luar negeri.
Sepatu keren dibuat orang Indonesia, dibawa ke luar diberi cap *Nike*, dan dijual lagi ke Indonesia dengan harga berkali lipat, dan ada yang bangga memakainya.
Kopi-kopi terbaik di Indonesia, dibeli dan diolah *Sturbucks*, dibeli dengan harga berkali lipat oleh orang Indonesia. Dan bangga nongkronk ngopi di sana.
Kisah di atas saya dapatkan dari teman-teman yang menginisiasi gerakan Beli Indonesia. Sebuah gerakan untuk mendukung dan bangga menggunakan produk Indonesia. Bahkan, meski lebih mahal tapi kualitasnya belum sebagus produk asing, jika kita mau memakai dan membelinya, 250 juta penduduk Indonesia akan lebih sejahtera. Produk sendiri, digunakan sendiri, ekonominya dinikmati masyarakat Indonesia.
Ayo kita wujudkan cita cita *PROKLAMATOR* kita yaitu *BERDIKARI* (berdiri dikaki kita sendiri )
*Pakai Produk Sendiri Jika Kita Bisa Mandiri, bisa MENGEMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD Indonesia Akan Mengatur Dunia*.
 _*Kalau sependapat, silahkan berbagi dengan teman/ keluarga. Agar info ini sampai Ke Seluruh Komponen Bangsa Indonesia ! Jadi Terinspirasi oleh Kisah Di Atas, kita bersama-sama meng- INDONESIAKAN INDONESIA*_ 




Pertanyaan : Apakah kita dapat membuat produk pabrikan buatan kita sendiri yang sama kualitasnya dengan Aqua, Nike , Starbuck yang dapat memberikan banyak lapangan pekerjaan pada rakyat Indonesia?


Source : Ex Fakultas Sastera Jepang Universitas Nasional

Minggu, 26 Maret 2017

MARKETING IS EASY

CARA MENJUAL SISIR
KEPADA ORANG YANG GUNDUL.

Sebuah perusahaan membuat tes terhadap tiga calon staf penjual barunya. Tesnya unik, yaitu: Menjual sisir di komplek Biara Shaolin!. Tentu saja, ini cukup unik karena para biksu di sana semuanya gundul dan tak butuh sisir.
Kesulitan ini juga yang membuat calon pertama hanya mampu menjual satu sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya.
Tapi, tidak dengan calon kedua. Ia berhasil menjual 10 sisir, ia tidak menawarkan kepada para biksu, tetapi kepada para turis yang ada di komplek itu, mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut jadi awut-awutan.
Lalu bagaimana dengan calon ketiga? Ia berhasil menjual 500 sisir..!!
Caranya? Ia menemui kepala biara. Ia lalu meyakinkan jika sisir ini bisa jadi souvenir bagus untuk komplek biara tersebut. Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir tersebut dan menjadikannya souvenir para turis. Sang kepala biara pun setuju.
Sahabatku yang baik,..
Apa yang sering kita anggap sebagai penghambat terbesar dalam usaha atau karier?
Bukankah kita sering kali menyalahkan keadaan?
Dan inilah yang membuat calon pertama gagal.
Sementara calon kedua, sudah berpikir lebih maju.
Namun ia masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat merapikan rambut.
Tapi calon ketiga sudah berani berfikir di luar kotak ( THINKING OUT OF THE BOX ), berfikir diluar kelaziman. Dia bukan hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi souvenir.
Kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki.
Tapi, kita bisa mengerahkan segenap potensi kita untuk mencari solusi.
Segenap potensi bukan hanya terbatas otot atau kerja keras, tapi juga pikiran, ilmu, intuisi dan kerja cerdas.
Pendek kata, kreatifitas akal, ketekunan dan kesabaran .
Itulah potensi dalam diri kita yang dapat dipergunakan.Saatnya menjemput impian.



Source : Smart Mason